Waktu itu aneh. la datang tanpa suara, berjalan tanpa ampun, lalu pergi tanpa pernah kembali, seperti sungai yang mengalir tanpa bisa disentuh dua kali di tempat yang sama. Dan di dalam aliran itu, ada kamu. Ada bayanganmu yang samar, ada tawamu yang memudar, ada sisa-sisa percakapan yang kini hanya bergema dalam ruang kosong. Aku sering bertanya, bagaimana mungkin seseorang begitu lekat dengan waktu? Setiap detik yang lewat membawa sedikit lebih jauh dirimu dariku, namun anehnya, setiap helaan napas yang aku ambil terasa semakin penuh oleh kenangan tentangmu.
Waktu mengajari aku banyak hal-tentang kehilangan yang perlahan, tentang rindu yang tidak pernah tahu caranya padam, tentang penerimaan yang bukan berarti melupakan, dan tentang cinta yang ternyata tidak harus selalu tinggal. Kamu adalah musim dalam hidupku yang tidak pernah benar-benar pergi. Bahkan ketika dedaunan berguguran dan bumi berubah warna, aku tetap bisa merasakan kehadiranmu di sudut-sudut sunyi yang diciptakan waktu.
Aku ingin marah pada waktu, kadang-kadang, bertanya kenapa ia begitu berani memisahkan apa yang dulu terasa begitu abadi. Tapi aku juga belajar bahwa waktu, dengan segala luka yang dibawanya, juga membentuk siapa aku sekarang. Tanpa waktu, aku mungkin tak akan pernah tahu seberapa dalam aku pernah mencintai. Kini aku tidak lagi mencoba melawan waktu. Aku membiarkannya berlalu, membiarkannya membawa kenangan kita ke tempat yang lebih damai.
Aku belajar untuk berdamai dengan bayanganmu, untuk menatap matahari terbenam dan tidak lagi bertanya-tanya apakah kamu juga melihat langit yang sama. Waktu dan kamu, dua hal yang pernah kutakuti, kini menjadi dua hal yang aku syukuri. Karena tanpamu, waktu terasa hampa. Dan tanpa waktu, aku takkan pernah belajar melepaskanmu dengan tenang
Image Source: Pinterest